Berlibur di Pulau Pandang dan Pulau Salah Namo

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba temannya mama yang tahun lalu sempat menawari kami berlibur bersama ke Pulau Salah Namo, Ibu itu datang menagih janji. Secara tiba-tiba, hari itu juga kami harus berangkat, aku ditawarin untuk nantinya memasarkan secara online Cottage yang baru dia bangun di Pulau Pandang, sekitar 30 menit perjalanan naik kapal dari Pulau Salah Namo. Berhubung sudah lama tidak liburan, aku langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang, toh... sambil bekerja juga nantinya di sana. Karena pekerjaan ternikmat kan liburan yang gratis (...dan dibayar). Hehehe. Aku boleh mengajak teman, kata Ibu itu. Orang pertama yang terlintas tentulah Keda, aku menelponnya dan langsung menyuruhnya bersiap-siap untuk pergi ke Pulau sekarang juga. Dia yang baru saja bangun tentu tidak percaya, sampai-sampai harus memastikan berkali-kali hingga akhirnya dia percaya. Mama yang tadinya ragu untuk ikut karena harus meninggalkan papa juga memutuskan ikut pergi dengan kami, dan Emi juga turut

Selamat 23 Tahun, Sabrina

21 April 2014, putri pertama dari Bapak bersuku Jawa dan Ibu bersuku Batak yang membuat aku menjadi anak pejabat. (Peranakan Jawa Batak).

Bertambahnya umur, bertambah juga tuntutan dari orang tuaku. Kejadian yang terjadi beberapa hari sebelum ulang tahunku, saat ibu bertanya berapa usiaku sekarang dan aku menjawab 23 lalu ibu berkata

"hei kau kalo gak bisa nyari jodoh yang betul biar kucarikkan"

Dan di hari ulang tahunku, aku juga menerima kejutan dari teman-temanku di Kisaran. Putri, Ivo, Keke dan Yudis mengatur sandiwara untuk mengagetkan aku di tengah malam di ulang-tahunku. Aku yang sebenarnya mengetahuinya harus berpura-pura untuk tidak tau dengan gerak-gerik mereka yang mencurigakan sepanjang hari.

Dan benar saja, kejutan itu gagal.

Com'on I'm too old to playing that games lah. Aku yang tidak sengaja keluar untuk mengangkat telepon dari teman-temanku yang mengucapkan ulang tahun dari pulau seberang, Jakarta, memergoki mereka yang baru saja turun dari mobil sambil memegang kue dengan lilin yang belum menyala.



Kaget sih enggak, cuma lucu aja, lumayanlah menghibur di hari yang sebenarnya yang paling aku inginkan sebagai hari paling menyendiri sedunia buatku. Dan ulang tahunku malam itu dihabiskan untuk menertawakan kejadian itu dan meminum Soju (hadiah dari Putri dan Keke) beramai-ramai.

Honestly, I'm not so birthday person.

Aku bahkan enggan mengucapkan selamat ulang tahun kepada orang lain jadi rasanya sedikit canggung untuk bermanis-manis membalas ucapan-ucapan basa-basi yang datang ketika aku berulang tahun. Padahal aku juga tidak akan apa-apa jika seseorang atau semua orang lupa dan tidak mengucapkan ucapan selamat kepadaku.

Memang, setidaknya dulu aku amat menyenangi ulang tahun, menanti-nantinya dan menjadikannya alasan pembenaran untuk mendapatkan sesuatu yang sedang aku inginkan saat itu. Perayaan setiap tahunnya hingga aku usia 17 tahun juga selalu heboh meramaikan rumah dengan kado-kado bertebaran yang semakin bertambah tahun semakin berkurang kadonya.

Tapi kini hal tersebut tidak berlaku lagi.

Tidak ada yang spesial selain menjadi lebih tua, tidak ada yang menyenangkan selain menghadapi kenyataan merenungkan nasib, bahwa selama 23 tahun hidup di dunia ini, aku sudah berbuat apa saja kepada diriku untuk menjadi yang lebih baik.

Aku mengalami satu per satu perjalanan hidup, mengambil keputusan dan membuat perubahan. Semuanya tidak mudah. Di dalam ulang tahun aku hanya akan semakin berterima-kasih dan bersyukur bahwa aku dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayangiku.

Selamat ulang tahun untuk, Taurusian lainnya! Horas!

Ps: kado tahun ini adalah soju, baju, tas dan es krim :D
Pps: semua kejutan dan kado mengharapkan balasan, aku harus mentrakir mereka makan dan karaoke. :))

Komentar